Selasa, 16 April 2013

KERAJAAN TARUMANAGARA

2.1SejarahberdirinyaKerajaanTarumanegara                                                                                                        
         Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja   menjadi       Maharesi           Rajadiraja         Guru     Jayasinghawarman.
         Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan Berita Cina lainya yang berasal dari dinasti Soui mengatakan,bahwa pada tahun 528 dan 535, datang utusan dati To-lo-mo yang terletak disebalah selatan. Berita dinasti T’ang muda mengatakn datangnya utusan dari negara yang sama. Tetapi menurut berita ini letak To-lo-mo disebelah Tenggara. Berlainan dengan berita-berita Cina diatas yang terutama mengabarkan hubungan diplomatik, berita Fa-hsien sangat penting untuk menyelidiki di kehidupan keagamaan zaman Tarumanegara. Fa-hsien mengatakan, bahwa di ye-po-ti sedikit sekali dijumpai orang yang beragama buddha.Berita lain yang menarik adalah, yang berasal dari dinasti T’ang (618-906), yang diantarnya menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau disebut juga Jawa, yang terletak dilautan selatan, disebalah timur Sumatara dan sebelah Barat Bali. Daerah ini disebalah Selatan berbatasan lautan,disebalah Utara terletak Kamboja.  
       Kehidupan sosial kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat   dari upaya Raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraankehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman sangat memperhatikan kedudukan kaum Brahman yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di Kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para Dewa. 

   2.2  Sumber – Sumber Sejarah Tarumanegara                                                                                           
1. Prasasti – Prasasti
             a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea,Bogor)
                 Sebelumnya  dikenal  dengan  nama  prasasti  Ciampea,  terletak  di   pinggir                                         sungai   Ciaruteun,  dekat  muaranya  dengan  Cisadane.  Di  atasnya   terdapat  lukisan laba - laba  dan  tapak  kaki  yang  dipahatkan  di atas  aksaranya.  Prasasti terdiri dari 4 baris,  ditulis  dalam  bentuk  puisi  India  dengan  irama  anustubh  (Anustubh :  jumlah suku  kata  pada  masing – masing baris  dalam  satu  bait  puisi  Jawa  kuno  sebanyak 8 suku   kata).   Prasasti   ini   mengingatkan   adanya   hubungan   dengan   prasasti   raja Mahendawarman   I   dari   keluarga   Pallawa.    Bunyi  dari   prasasti   ini   ialah   :
vikrantasyavanipateh srimatah purnavarmmanah tarumanegarendrasya visnor iva padadvayam. Maksudnya :
‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di
negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia’’

b.  Prasasti Pasir Koleangkak
              Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Bunyi dan terjemahan prasasti icni adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-purnnavarmma pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
‘’ gagah, memgagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya- yang termashur sri Purnnavarman- yang sekali waktu( memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya’’

c. Prasasti Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)
         Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak
kaki gajah Airawata. Bunyinya sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam- padavayam
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma (yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’

d. Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)
         Merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Yang khas dari prasasti ini adalah:
- Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga dan Gomati.
- Merupakan satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir penanggalan namun tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan phalguna dan caitra yang bertepatan dengan bulan Februari- April.
- Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000 ekor sapi yang dihadiahkan
- Menyebutkan dua nama lain dari Purnawarman
- Candrabhaga meruakan nama sungai India yang diberikan kepada sebuah sungai di Jawa dan nama itu sekarang dikenal dengan nama Bekasi, Chandrabagha dapat di artikan menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan), yang diduga pusat Kerajaan Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
pura raja dhirajena guruna inabahuna
khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina
‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk mengalirkannya ke laut setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Di dalam tahun keduapuluh-duanya dari tahta yang mulai raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaanya serta menjadi panji segala raja, maka sekarang beliau menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jenih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan disudahi pada tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan ‘’

e. Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat gambar tapak kaki.

f. Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)
Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang isinya

g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak
Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, kabupaten Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi dua baris aksara yang merupakan satu Sloka dalam metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah)
narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”.
2.3  Macam-macam arca yang terdapat di Tarumanegara                                                             
a. Arca Rajasi

     Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.
b. Arca Wisnu Cibuaya I
    Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman. Arca ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja, Siam dan Semenanjung Melayu.
c. Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)
    Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
- Jenis batu yang digunakan
- Bentuk arca dan laksananya
- Bentuk badan
- Makuta
2.4. Sumber lain                                                                                                                         
a. Fa-Hien

    Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya
Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai membuat minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang ada, para ahli sejarah menduga Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara
b. Dinasti Soui
    Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Soui, bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan
c. Dinasti Tang Muda
    Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.
d. Dinasti Tang( 618-906)
     Menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau Jawa, yang terletak di Lautan Selatan, sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama Ho-ling oleh para sarjana disesuaikan dengan Kalinga yang letaknya diperkirakan di Jawa Tengah Utara/ Walaing. Daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas , perak, cula badak dan gading gajah. Sedangkan penduduknya membuat benteng-benteng kayu dan rumah-rumah mereka beratap daun kelapa.                                                                                                                     
2.5 Pemerintahaan Kerajaan Tarumenegara                                                               
                 Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara terletak di jawa Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
D. Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta(Naskah Wangsakerta adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669

2.6 Kehidupan Masyarakat                                                                                                                  
               Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah matapencaharian masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang ada sampai saat ini ,dapatlah di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian penduduk pada zaman Tarumanegara . Kalau dugaan tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat diterima ,maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan ,pertambangan ,perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian penduduk Tarumanegara di samping pertanian ,peleyaran ,dan perternakan .                                                        
       Bukti pada masa itu ada perburuan adalah , adanya berita tentang perdagangan cula badak dan gading gajah , sedangkan gajah dan badak adalah hewan liar . Dari situ lah disimpulkan untuk mendapatkan itu , mereka harus berburu .Sedang perikanan ,pada masa itu terjadi jual beli kulit penyu . Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan perak . Jelaslah trelah disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan pada saat itu . Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada tahunke dua pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman . Yang kegunaanya untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,.                                             Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya dengan pertanian .Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti.
       Mengenai pelayaran ,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang cukup streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan penduduknya di bidang pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta daging .
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan perhubungan air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa lembu merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan pertanian ,hewan ini juga di pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu tempat ke tempat lain ,yang tidak terlalu berjauhan letaknya .                                                        
       Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat diperkirakan golongan masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu , pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak .walaupun demikian ,tidak dapat dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan . ditinjau dari segi budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli .
Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa sansekerta pada masa itu .Namun
berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun lun .yang digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.                                                   
      Dari berita Fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di Traumanegara terdapat tiga macam agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang kotor .dan dari ketiga agama tersebut agama hindulah yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang ditemukan .Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang kita ketahui tentang agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa shien yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha termasuk dia .agama kotor adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh India ke Indonesia .

2.5. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara                                                                                           
       Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi, menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena kejayaan
Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara
                                                     

3.1. Kesimpulan
        Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain misal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri

                                                       DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Notosusanto,Nugroho. 1993. Sejarah Nasional Indonesia   Jakarta : Balai Pustaka.
  Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M). Jakarta:             Balai  Pustaka.

1 komentar:

  1. 3D Precision Blade - Titanium Gun - TITNAL
    In this titanium precision Blade, titanium quartz our model titanium dab nail 1 is only one step from the beginning! titanium exhaust wrap titanium coating T-9-8-3-N. aluminum vs titanium $29.99. Out of stock

    BalasHapus